Wednesday 9 November 2011

Kisah Pocong

kejadian ini dialami oleh sahabat gue, kejadiannya di bengkulu saat dia masih sma. biasanya sahabat gue dan temen”nya berkumpul sepulang sekolah di rumah teman yang lagi kosong. hari itu mereka berkumpul di rumah teman yang lokasinya di pinggiran kota. saat bercanda tercetuslah ide untuk membuat pocong"an. selepas isya mereka mulai menyiapkan pocong"an. pocong tersebut diikat dengan tali panjang dan digantung di pohon dipinggir jalan, saat ada orang yang lewat tali dilepaskan dan pocong"an tersebut seakan" melayang turun dari atas pohon.
semua orang yang lewat dan melihatnya akan lari tunggang langgang.sampai saat seorang polisi berpakaian dinas lengkap lewat dan lari terbirit" karena melihat pocong"an tersebut. karena takut polisi tersebut kembali mereka memutuskan menyudahi permainan dan masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah yang sedang kosong tersebut ada beberapa kamar dan mereka bermain kartu di kamar paling belakang. Setelah lelah bermain kartu sahabat gue ini mencoba untuk tidur sementara yang lain meneruskan permainan kartu. Karena diganggu oleh temen yang lain sahabat gue milih untuk pindah tidur ke ruang tengah dan tidur di sofa depan tivi. Disinilah semua bermula ...
Tengah malam entah jam berapa sahabat gue kebangun. Ruang tengah itu agak gelap karena lampunya tidak nyala, tapi masih ada cahaya dari ruangan lain. Saat dia mencoba untuk tidur lagi dia mulai mendengar suara pelan duk     ...      duk    ...     duk seperti suara orang menumbuk padi, suara itu berkelanjutan dan semakin lama semakin jelas.
Duk      ...      duk     ...      duk    ...     duk
Walaupun takut sahabat gue ga mau lari ke kamar, dia maksain tidur lagi. Badannya dihadapkan ke senderan sofa dan mukanya ditempelkan ke sandaran sofa. Bunyi duk ... duk ... semakin jelas dan perlahan terdengar sangat dekat. Bunyi tersebut akhirnya terdengar memutari sofa dan berhenti di belakang badannya. Hening ... sahabat gue mencium bau busuk padahal mukanya di benamkan di bantalan sandaran sofa. Tak lama dia mulai merasakan ada yang memaksa badannya untuk berbalik ke depan sofa, tapi ga ada yang menyentuh badannya. Akhirnya dia menyerah dan badannya perlahan bergerak menghadap ke depan. Setelah badannya terlentang dia cuma bisa memaksa matanya untuk tetap tertutup. Badannya gemetaran dan basah oleh keringat dingin, tangan dan kakinya terkulai lemas. Saat terlentang bau busuk semakin tercium. Sahabat gue mulai merasa ada sesuatu yang mendekat ke mukanya dan dia mulai merasa ada yang memaksanya untuk membuka mata walaupun tidak ada yang menyentuh matanya. Saat matanya terbuka itulah dia melihat pocong yang sedang berdiri dan membungkukkan badan di depan sofa. Muka pocong itu cuma sejengkal dari muka sahabat gue. Sahabat gue bisa melihat muka hancur si pocong dari sela” kain kafan yang sudah robek dan hancur. Dia melihat ada belatung dan nanah di muka si pocong. mata si pocong masih ada tapi bentuknya sudah ga karuan. Menurut sahabat gue dia melihat detail muka si pocong.
Setelah beberapa lama si pocong menegakkan badannya lagi, berbalik dan pergi. Bunyi duk ... duk ... duk ternyata berasal dari lompatan si pocong. setelah pocong itu menghilang entah kemana dan bunyi duk ... duk ... duk tidak terdengar lagi sahabat gue lari ke kamar tempat teman”nya bermain kartu. Teman”nya nanya kenapa mukanya pucat dan bajunya basah. Tapi sahabat gue ga bisa ngomong, hanya gemetaran di atas kasur. Setelah dua hari berlalu sahabat gue baru bisa nyeritain kejadian itu ke temen”nya. Well thats it ...

No comments:

Post a Comment